Subhanallah! Inilah Keutamaan Menikahi Janda, Jangan Ragu Bila Lagi Bila Anda Sudah Berniat

Subhanallah! Inilah Keutamaan Menikahi Janda, Jangan Ragu Bila Lagi Bila Anda Sudah Berniat

BacaIntisari - Ustadz, ane berencana menikah dengan seorang janda beranak 2. Beberapa hari yang lalu ane ditegur sama keluarga kenapa memilih janda ? Keluarga menyarankan agar menikah dengan gadis saja.

Salah seorang paman ana membacakan hadits yang kurang lebih bunyinya seperti ini :  “Aku pernah menikahi seorang wanita di masa Rasulullah. Lalu aku bertemu dengan Nabi, beliau pun bertanya, “Wahai Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Ia menjawab, “Iya sudah.” “Yang kau nikahi gadis ataukah janda?”, tanya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku pun menjawab, “Janda.”

Rasul  mengatakan, “Kenapa engkau tidak menikahi gadis saja, bukankah engkau bisa bersenang-senang dengannya?”

Padahal ane melihat agama calon istri sudah bagus dan iffah (menjaga kehormatan red). Mohon saran ustadz. Ana tunggu ustadz karena ane perlu diskusi dengan keluarga.


Jawaban :

Hadits tersebut memang shahih. Menunjukkan anjuran Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam agar secara umum umatnya mengutamakan gadis dari janda. Diantara hikmahnya, agar rumah tangga menjadi lebih hangat, dan suami lebih bisa dominan membimbing istrinya yang lebih belia. Yang hal ini tentu akan sulit dilakukan kalau istrinya sudah senior (baca Janda).

Namun yang harus diingat hadits diatas berbicara hukum secara umum. Karena ternyata menikahi janda itu juga memiliki fadhilah (keutamaan) dalam perkara khusus.

Jadi, jika ada tujuan dan niat khusus menikahi janda bisa lebih baik dari menikahi gadis.

Berikut ini beberapa fadhilah menikahi janda karena tujuan yang khusus:

1. Menikahinya dengan maksud menanggung kehidupannya seperti jihad dan puasa terus menerus.

"Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Bila janda tersebut memiliki anak dan kita bermaksud menafkahinya, akan bertetangga kelak dengan Rasulullah.

"Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.”   (Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, namun beliau regangkan antara keduanya) (HR. Bukhari)

Dan sebenarnya hadits diatas belum tuntas. Kelanjutannya akan memberikan kepada kita gambaran yang lebih jelas tentang kesimpulan hukum masalah ini.

Berikut haditsnya :

Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia pernah berkata:

“Aku pernah menikahi seorang wanita di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu aku bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pun bertanya, “Wahai Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Ia menjawab, “Iya sudah.” “Yang kau nikahi gadis ataukah janda?”, tanya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku pun menjawab, “Janda.” Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Kenapa engkau tidak menikahi gadis saja, bukankah engkau bisa bersenang-senang dengannya?” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki beberapa saudara perempuan. Aku khawatir jika menikahi perawan malah nanti ia sibuk bermain dengan saudara-saudara perempuanku. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu berarti alasanmu. Ingatlah, wanita itu dinikahi karena seseorang memandang agama, harta, dan kecantikannya. Pilihlah yang baik agamanya, engkau pasti menuai keberuntungan.” (HR. Muslim)

Penjelasan :
  • Menikahi gadis adalah anjuran umum dalam memilih calon istri.
  • Rasulullah membenarkan dengan tidak mengingkari alasan Jabir ketika memilih janda.
  • Pada akhirnya, perioritas memilih jodoh itu ada pada agamanya. Bukan masalah hartanya, nasab, kecantikan apalagi sekedar  status gadis atau janda.


Khatimah
Jika antum memang telah melihat bahwa calon istri antum memiliki agama yang baik, apalagi diiringi dengan motovasi menikahinya seperti yang disebutkan dalam hadits-hadits diatas, maka pilihan antum sudah tepat. Insyaallah itu yang terbaik.

Tapi jika antum hanya sekedar tertarik kecantikannya, apalagi tergiur hartanya, ana sarankan antum mengikuti yang umum-umum saja. Tak kalah banyak para gadis yang agamanya kuat dan juga iffah.

Toh menolong janda tidak harus dengan menikahinya, dan menyantuni anak yatim tidak 'kudu' dengan mengawini ibunya.

Wallahu a'lam...


sumber : konsultasislam.com
Subhanallah! Inilah Keutamaan Menikahi Janda, Jangan Ragu Bila Lagi Bila Anda Sudah Berniat
4/ 5
Oleh

loading...